Selasa, 16 Juni 2015

makalah pengembangan kognitif


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Teori Perkembangan Kognitif, adalah teori yang dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.

B.     Rumusan Masalah
Supaya pembahasan makalah ini tidak teralu luas, maka penulis memberi batasan masalah dengan rumusan sebagai berikut :
  1. Menjelaskan Pengertian Psikologi Kognitif
2.      Menjelaskan Dasar Awal Kognitif (Penginderaan, Persepsi dan Belajar)
  1. Menjelaskan Perkembangan Kognitif

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk memahami pengertian dari psikologi kognitif
2.      Memahami dasar awal tentang kognitif
3.      Untuk memahami perkembangan kognitif

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Psikologi Kognitif
Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).[1] Psikologi konitif adalah ilmu mengenai memproses informasi. Bagaimana cara kita memperoleh informasi mengenai dunia dan bagaimana memprosesnya, bagaimana cara informasi itu disimpan dan di proses oleh otak, bagaimana informasi itu disampaikan dengan struktur penyusunan bahasa, dan proses-proses tersebut ditampilkan dengan sebuah prilaku yang dapat diamati dan juga yang tidak dapat diamati.[2]

B.     Dasar Awal Kognitif (Penginderaan, Persepsi dan Belajar)
1.      Perkembangan awal penginderaan dan persepsi
Penginderaan merupakan deteksi dari stimulasi sensorik, sementara persepsi merupakan interprestasi dari apa yang telah diterima oleh alat indera. Al-Qur’an banyak menggambarkan tentang penginderaan dan persepsi. Dalam Al-qur’an menggambarkan bahwa ketika manusia lahir dalam keadaan tidak mengetahui, namun Allah member alat-alat sensorik untuk mendapatkan pengetahuan. Dalam surah (An Nahl (16:78) yang berbunyi:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
Dengan demikian menurut islam alat sensorik merupakan anugerah Allah kepada manusia untuk dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Penelitian menunjukkan bahwa bayi pada saat kelahirannya telah dapat melakuakan penginderaan terhadap lingkungannya.
Kemampuan alat pendengaran pada bayi telah berkembang menyerupai kemampuan orang dewasa. Namun, bayi memiliki ambang bawah pendengaran yang lebih dari orang dewasa. Suara lunak yang dapat didengar oleh orang dewasa, masih belum dapat didengar oleh bayi.
Indera penglihatan pada bayi telah berfungsi sejak lahir, namun memiliki ketajaman yang berbeda dengan orang dewasa. Bayi telah mengalami perubahan pupil mata ketika melihat cahaya. Bayi juga telah memiliki lapangan visual dan matanya memiliki kecenderungan untuk mengikuti benda yang bergerak lambat didepannya. Pada usia 2 bulan bayi dapat mengenali warna dasar.
Alat indera lain juga telah mulai berkembang pada bayi. Sejalan dengan pengembangan alat-alat sensorik, bayi juga telah mengembangkan kemampuan perceptual sejak lahir. Selain itu bayi juga telah memiliki kemampuan untuk melakukan persepsi tiga dimensi terhadap objek, meskipun masih terbatas dibandingkan dengan orang dewasa. Penelitian juga menunjukkan bahwa alat indera bayi telah terintegrasi pada waktu lahir. Meskipun usia bayi merupakan periode dasar pembentukkan kemampuan dasar persepsi, namun pembelajaran peseptual terus berlangsung ketika anak terus melakukan ekspolasi objek dalam lingkungannya dan mendeteksi gambaran yang berbeda-beda.
2.      Proses Dasar Belajar
Belajar merupakan perubahan permanen dalam perilaku yang disebabkan karena pengalaman dan bukan karena hereditas, kematangan atau perubahan fisiologis karena cedera. Pembiasaan adalah proses dimana kita menghentikan penghentian atau penanggapan stimulus yang diulang terus menerus. Pembiasaan dapat terjadi ketika bayi masih berada dalam kandungan. Bayi berusia 27-36 minggu akan menjadi sangat aktif jika vibrator ditempatkan diperut ibu, namun kemudian berhenti jika ia merasa terbiasa dengan getaran vibrator tersebut. Selain pembiasaan, pengondisian merupakan salah satu cara bayi belajar. Dengan demikian, belajar merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan.

C.    Perkembangan Kognitif
1.      Tahap Perkembangan Kognitif
a)      Periode perkembangan
Periode ini tahap dimana kemapuan berpikir manusia mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama pada awal masa kelahirannya. Periode ini merupakan periode untuk mengembangkan kemampuan struktur kognitif atau skema. Skema adalah pola-pola pikiran yang biasa dikenal dengan konsep atau strategi. Skema adalah pola-pola pikiran atau pola-pola tindakan yang biasa dikenal sebagai strategi atau konsep. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah mengajarkan nabi Adam a.s berbagai konsep (nama) yang merupakan karakteristik khusus manusia. Pengajaran nama-nama  merupakan proses pengembanagn konsep atau skema. Dalam perkembangan kognitif, berpikir kritis merupakan hal yang penting.
Struktur kognitif terbentuk melalui organisasi atau adaptasi. Adaptasi terdiri dari dua proses yang penting, yaitu asimilasi dan akomodasi. Perkembangan kognitif pada anak-anak terjadi melalui urutan yang berbeda.
Menurut Jean Piaget terdapat empat tahapan perkembangn kognitif yaitu[3]
1). Tahap pertama disebut periode sensorik motorik (0-2 tahun),
Tahap sesnsorik motorik Piaget berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira 2 tahun, sama dengan periode masa bayi. Selama masa ini perkembangan mental ditandai oleh kemajuaan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan sensasi melalui gerak-gerakkan dan tindakan fisik oleh karena itu namanya Sensorik motorik. [4]
Ada enam sub-tahap Sensorik motorik perkembangan kognitif Piaget
-          Sub-tahap yaitu menggunakan refleks. Umur yaitu dari lahir sampai 1 bulan. Deskripsi yaitu bayi melatih refleks lahirnya dan mendapatkan control terhadap beberapa refleks tersebut. Mereka tidak mengoordinasi informasi dari indera mereka. Perilaku yaitu anak mulai menghisap ketika putting payudara ibunya berada dalam mulutnya.
-          Reaksi sirkular primer yaitu pada usia 1 sampai 4 bulan. Deskripsi yaitu bayi mengulang perilaku yang menyenangkan yang pertama kali didapatnya secara tidak sengaja (seperti mengisap ibu jari). Aktivitas focus pada badan bayi ketimbang lingkungan. Bayi melakukan adaptasi pertama yaitu mereka mengguncang-guncang objek yang berbeda secara berbeda. Perilaku, ketika diberi botol anak yang biasanya menyusu ibu, mampu mengadaptasi isapannya kepaad putting karet.
-          Reaksi sirkular sekunder yaitu pada usia 4 sampai 8 bulan. Deskripsi, bayi semakin tertarik kepada lingkungannya, mereka mengulang tindakan yang memberi hasil yang menarik dan memperpanjang pangalaman yang menarik. Perilaku, anak mendorong sereal kering dari kursinya dan mengamati tiap keeping yang jatuh kelantai.
-          Koordinasi skema sekunder yaitu pada usia 8 sampai 12 tahun. Deskripsi, seiring dengan koordinasi skema yang telah dipelajari sebelumnya oleh bayi serta menggunakan perilaku yang telah dipelajari sebelumnya untuk mendapatkan tujuannya. Perilaku si bayi menjadi lebih terarah dan bertujuan. Perilaku, anak akan menekan sebuah tombol dibuku bermainya dan lagu “potong bebek angsa” pun mengalun. Dia tombol tersebut berkali-kali dan memilih tombol tersebut ketimbang tombol yang lain dalam buku.
-          Reaksi sirkular tersier yaitu pada usia 12 sampai 18 bulan. Deskripsi, berita menunjukkan ketertarikan dan eksperimentasi, mereka dengan sengaja meragamkan tindakan mereka untuk melihat hasilnya. Secara aktif mereka mengeksplorasi dunia mereka untuk menentukan apa objek, peristiwa, atau situasi yang menarik dan baru. Mereka mencoba aktivitas baru dan menggunakan pemecahan masalah trial and error. Perilaku ketika kakak Tony menyandarkan buku favoritnya kejeruji tempat tidurnya, ia berusaha meraihnya. Usaha pertamanya gagal karena buku tersebut terlalu lebar. Beberapa setelah itu, Tony memanjangkan buku tersebut dan mendapatkannya, gembira dengan keberhasilannya.
-          Kombinasi mental yaitu pada usia 18 sampai 24 bulan. Deskripsi, karena batita dapat merepresentasikan even, mereka tidak lagi mengandalkan trial and error untuk memecahkan masalah. Pikiran simbolik memungkinkan mereka untuk mulai berpikir tentang even dan mengantisipasi konsekuensi mereka tanpa harus selalu mengulangi tindakannya. Batita mulai menunjukkan pemahaman. Mereka dapat menggunkan symbol, seperti gerak tubuh dan kata dan dapat berpura-pura. Perilaku jenny bermain dengan kotak bentuknya, mencari dengan hati-hati bentuk yang sesuai sebelum mencoba memasangkannya dan berhasil.
2). Tahap kedua disebut praoperasional (2-7 tahun),
Tahap praoperasional dalam teori Piaget tahap ini adalah tahap utama kedua perkembangan kognitif dimana anak-anak semakin kompleks dalam menggunkan pemikiran simbolis tetapi belum mampu menggunkan pemikiran logis. Kemajuan kognitif sepanjang usia kanak-kanak awal adalah
-          Kemajuan dalam menggunkan symbol. Nilai penting anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensorik motorik dengan objek, orang atau peristiwa untuk mamikirkan hal tersebut . anak dapat membayangkan objek atau orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan yang sebenarnya. Contoh, Simon menanyai ibunya tentang gajah yang mereka lihat dalam perjalanan mereka kesirkus beberapa bulan yang lalu.
-          Memahami identitas, anak memahami bahwa perubahan dipermukaan tidak mengubah karakter alamiah sesuatu. Contoh, Boris mengetahui bahwa gurunya berbusana bajak laut tetapi orang itu tetap gurunya yang berada dalam  kostum.
-          Memahami sebab akibat, anak memahami bahwa peristiwa memiliki sebab. Contoh, melihat bola menggelinding dari balik tembok, Ansa melihat belakang tembok untuk mencari orang yang menendang bola tersebut.
-          Mampu mengklasifikasi, anak mengorganisir objek, orang dan peristiwa kedalam kategori yang memiliki makna. Contoh, Ansa memilah biji pinus yang ditemukannya disepanjang perjalanan kedalam kelompok besar dan kecil.
-          Memahami angka, anak dapat menghitung dan bekerja dengan angka. Contoh, Ansa membagi permen dengan teman-temannya dan menghitung permen tersebut untuk memastikan setiap orang mendapatkan jumlah yang sama.
-          Empati, anak menjadi lebih mampu untuk membayangkan apa yang dirasakan orang lain. Contoh, Ansa mencoba untuk menenangkan temannya ketika melihat temannya tersebut sedang kecewa.
-          Teori pikiran, anak menjadi lebih sadar akan aktivitas mental dan fungsi pikiran. Contoh, ansa ingin menyimpan beberpa potong cokelat untuk dirinya sendiri, karena itu ia menyembunyikan cokelat tersebut dari sang adik kedalam kotak pasta gigi. Dia mengetahui bahwa cokelatnya akan aman didalam kotak tersebut karena sang adik tidak akan mencarinya kedalam tempat yang bisanya tidak terdapat cokelat.[5]
3). Tahap ketiga disebut periode konkrit praoperasional (7-11 tahun). Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia tujuh  sampai sebelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
-          Pengurutan, kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
-          Klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
-          Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
-          Reversibility, anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
-          Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
-          Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.[6]
Operasi konkret 6-11 tahun  Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
4). Tahap keempat disebut periode formal operasional (11-15 tahun). Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.  Operasi Formal 11 tahun sampai dewasa. Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Disini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkrit. Remaja sudah dapat berfikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternative yang ada. Mereka juga dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa depan.[7]
Kematangan alat reproduksi tercapai pada usia sekitar 12-15 tahun, dimana seseorang telah mencapai periode perkembangan formal praoperasional. Pada saat remaja mereka juga mengalami periode individuasi, dimana mereka mengembangkan identitas diri mereka dan membentuk pendapat sendiri yang mungkin berbeda dengan orang tuanya.
b)     Periode Pencapaian Kematangan 
Penalaran orang dewasa semakin berkembang karena mereka lebih berpengalaman dan banayk belajar. Mereka dapat berpikir tentang sesuatu melalui proses berpikir logis dan abstraksi yang lebih kaya.
c)      Periode Tengah baya
Pada usia 40 tahun, manusia memasuki usia dengan kematangan pemikiran yang lebih baik. Mereka juga mulai menyadari bahwa usia mereka telah melewati usia pertengahan rentang kehidupan, sehingga mereka lebih banyak melakukan evaluasi terhadap diri mereka.
d)     Periode lanjut usia
Pada periode ini terjadi penurunan kemampuan berpikir. Mereka juga lebih banyak mengingat masa lalu dan sering kali melupakan apa yang baru diperbuatnya. Kemampuan untuk memusatkan perhatian, berkonsentrasi dan berpikir logis menurun, bahkan sering kali terjadi loncatan gagasan. Al-Qur’an menggambarkan periode ini sebagai periode dimana manusia dipanjangkan umurnya pada umur yang paling lemah yaitu:
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan diantara kamu ada yang dikembalikan pada umur yang paling lemah(pikun), supaya dia tidak mengetahui segala sesuatu apapun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Qs. Al-Nahl 16;70).[8]


















BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Jadi teori psikologi perkembangan kognitif ini menjelaskan tentang pengertian kognitif yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Psikologi konitif adalah ilmu mengenai memproses informasi.
Dasar Awal Kognitif (Penginderaan, Persepsi dan Belajar). Perkembangan awal penginderaan dan persepsi dan Penginderaan merupakan deteksi dari stimulasi sensorik, sementara persepsi merupakan interprestasi dari apa yang telah diterima oleh alat indera. Proses Dasar Belajar Belajar merupakan perubahan permanen dalam perilaku yang disebabkan karena pengalaman dn bukan karena hereditas, kematangan atau perubahan fisiologis karena cedera. Dengan demikian, belajar merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan. Perkembangan Kognitif ada beberapa tahap Perkembangan Kognitif
1.      Periode perkembangan
Menurut Jean Piaget terdapat empat tahapan perkembangn kognitif yaitu
-          Tahap pertama disebut periode sensorik motorik (0-2 tahun),
-          Tahap kedua disebut praoperasional (2-7 tahun),
-          Tahap praoperasional dalam teori Piaget tahap ini adalah tahap utama kedua perkembangan kognitif dimana anak-anak semakin kompleks dalam menggunkan pemikiran simbolis tetapi belum mampu menggunkan pemikiran logis.
-          Tahap ketiga disebut periode konkrit praoperasional (7-11 tahun). Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia tujuh  sampai sebelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Tahap keempat disebut periode formal operasional (11-15 tahun). Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget.
2.      Periode Pencapaian Kematangan 
Penalaran orang dewasa semakin berkembang karena mereka lebih berpengalaman dan banayk belajar. Mereka dapat berpikir tentang sesuatu melalui proses berpikir logis dan abstraksi yang lebih kaya.
3.      Periode Tengah baya
Pada usia 40 tahun, manusia memasuki usia dengan kematangan pemikiran yang lebih baik
  1. Periode lanjut usia
Pada periode ini terjadi penurunan kemampuan berpikir. Mereka juga lebih banyak mengingat masa lalu dan sering kali melupakan apa yang baru diperbuatnya.






















DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Aliah B. Purwakania. Psikologi Perkembangan islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persad, 2006.
Papalia, Diane E, dkk. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Santrock, W. Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Jakarta : Erlangga, 1995.
Teori Perkembangan, Pdf,
ttp://sejarah.kompasiana.com/2013/09/14/pengertian-psikologi-kognitif-dengan-sejarahnya-591782.html



[3]Aliah B. Purwakania Hasan. Psikologi Perkembangan islami , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persad, 2006), h.126-137
[4]John W. Santrock, Perkembangan Masa Hidup Jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 1995), h.167.
[5]Diane E. Papalia, dkk, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 213 dan 324.
[7]Teori Perkembangan, Pdf, h. 2
[8]Opcit, Psikologi Perkembangan islami , h.135-142.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar